Header Ads

Ketahanan Usaha Keripik Tempe Sanan Kota Malang dalam Menghadapi Melemahnya Kurs Rupiah

Pendahuluan
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM merupakan sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan merupakan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi. Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukkan untuk mengurangi masalah kesenjangan  antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan daapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural. Yaitu meningkatknya perekonomian  daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Hal ini dapat dibuktikan secara empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin, ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan PHK dalam jumlah yang besar, UMKM mampu survive dari kondisi tersebut (Ni Putu, 2006:2).

Dilihat  dari segi pemberdayaan masyarakat, peran Usaha Kecil dan Menengah tidak perlu diragukan lagi. Eksistensi UKM dalam menghadapi crisis 1997 telah berubah menjadi solusi “dunia kerja baru” yang fleksibel bagi semua lapisan masyarakat, secara tidak langsung disinilah terjadi proses pemberdayaan masyarakat hal ini dikarenakan  UKM berorientasi ke masyarakat  dimana membantu dalam mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, menempatkannya secara partisipatoris, dan pendekatannya lebih tersepesialisasi pada kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk layanan individu maupun kelompok (Sikhodze : 1999).
Adapun bentuk pemberdayaan masyarakat melalui UKM keripik tempe yang sudah tak terhitung jumlahnya di negeri ini. Salah satu contoh konkretnya adalah UKM Keripik Tempe Sanan yang sebagian besar warganya sebagai pengusahakripik tempe. Masuk melalui gapura tersebut, kita akan mendapati kios-kios lainyang berjajar di sepanjang jalan. Kios-kios dengan berbagai nama ini khusus menjual keripik tempe. Masuk ke beberapa gang kecil di kanan atau kiri jalan, hamparan kios keripik tempe memang tak lagi menghadang. Pemandangan akan berubah menjadi hamparan rumah-rumah biasa yang sekaligus menjadi tempat produksi keripik tempe maupun produksi tempe.

Sentra Keripik Sanan, Malang
Sentra keripik tempe Sanan, Malang, dalam beberapa tahun telah berkembang dengan pesat. Jika di awal tahun 2000 hanya ada beberapa perajin keripik tempe,sekarang jumlah perajin bertambah berlipat-lipat. Bahkan jumlah produsen keripik tempe saat ini telah mencapai sekitar 40% dari jumlah penduduk kampung Sanan.Dilihat dari sisi keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat Sanan, khususnya dari penyerapan ketenagakerja maka hal ini semakin terwujud terutama mengatasi angka pengangguran di Malang. Sebagai contoh, menurut data di RW 15 terdapat 184 pembuat tempe dengan melibatkan 193 tenaga kerja, 46 pembuat dan penjual kripik tempe dengan melibatkan 210 tenaga kerja, dan 46 peternak sapi dengan melibatkan 79 tenagakerja. Sedangkan di RW 16 terdapat 98 pembuat tempe dengan melibatkan 97 tenagakerja, 11 pembuat dan penjual kripik tempe dengan melibatkan 51 tenaga kerja, dan 17 peternak sapi dengan melibatkan 29 tenaga kerja.Apabila jumlah produsen keripik tempe di Sanan terus mengalami peningkatanmaka secara perlahan kemajuan negara pun bisa tercapai seperti pendapat DavidMcClelland yaitu jika terdapat wirausahawan sedikitnya sebanyak 2% dari jumlah penduduk, maka negara itu akan maju. Dengan 2% penduduk yang berprofesi sebagaiwirausaha dapat menampung tenaga kerja, juga dapat menciptakan kesejahteraanmasyarakat secara luas.

Namun ditengah kemajuan sentra usaha keripik tempe sanan, bulan Juli 2013, dengan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat berdampak besar terhadap Usaha Kripik Sanan kota Malang. hal ini diakui oleh Ketua Primkopti Bangkit Usaha Sanan Chairul Anwar  ,” omzet tempe Sanan beberapa pekan terakhir ini mengalami penurunan hingga lima ton dari 15 ton per hari”(kompas, 26/08/2013). Menurutnya Kenaikan harga kedelai sekarang ini benar-benar di luar kewajaran. Harga sekarang melebihi harga tertinggi tahun 1998. Saat itu harga kedelai mencapai Rp7.050 per kg dan sekarang hampir menembus angka Rp9.000 per kg,” katanya. Kedelai yang menjadi bahan baku tempe dan tahu pada umumnya diimpor dari Amerika dan negara-negara di Asia karena kedelai lokal masih belum mampu memenuhi kebutuhan, bahkan kadang-kadang kedelai lokal kosong di pasaran. . “Saat ini kurs rupiah yang sedang anjlok, kedelai pun di koperasi masih ada, tapi kualitas semakin rendah dan harga semakin tinggi,” ujar Choirul Anwar. Pengadaan kedelai didatangkan dari  kota Malang dan Surabaya. Koperasi tersebut sebenarnya sudah memilih harga yang paling rendah di pasaran, sehingga bisa menjual ke anggota dan koperasi ini masih bisa bertahan.  Menurut Choirul, harga kedelai saat ini Rp 9150 – 9300 per kg tergantung merk masing-masing per karung. Harga yang  normal dan pasar juga menerima dan koperasi bisa mendapat untung, berkisar Rp 6000 – Rp 7000. Harga tersebut sebelum lebaran setelah itu merangkak naik sekitar Rp 50 – Rp 100 per hari hingga melonjak sampai saat ini. Pengadaan kedelai di koperasipun juga berkurang, biasanya Prikomti menyediakan 10 ton kedelai per hari, namun sekarang 8-9 ton per hari.

Para pengusaha kripik di Sanan tetap produksi meski penghasilannya tak sebanyak biasanya. Alasan masih berjalannya produksi keripik tempe di Sentra Industri Tempe Sanan karena hal tersebut merupakan mata pencaharian mereka. Yudi Saifudin, Pegawai Pusat Industri Keripik Tempe Hikmah mengatakan, “dulunya produksi dalam sehari mencapai 60 kg, namun sekarang hanya 30 kg kedelai”. Kenaikan harga kedelai sebenarnya sudah terjadi sejak awal Agustus 2013, Yudi mengaku kenaikan harga tersebut sebenarnya tidak banyak, hanya 100-200 per kg. Namun kenaikan itu terus berlanjut hingga melonjak Rp 9500 per kg. Biasanya, Hikmah menjual 1 dus keripik tempe berisi 12 bungkus seharga Rp 70 ribu namun saat ini naik menjadi Rp 80 ribu. Pendapatan para pegawai juga turut berkurang. “Kalau kita mogok, kita juga rugi. Karena biasanya memiliki penghasilan, tapi tidak kalau mogok. Kalau harga kedalai naik terus, ya sama-sama tidak bisa bertahan,” ujarnya. Disamping ahan baku utama untuk membuat keripik tempe yang naik bahan baku lain untuk produksi keripik tempe juga mengalami kenaikan. Seperti tepung, biasanya harga Rp 26 ribu per pack sekarang menjadi Rp 29 ribu sedangkan Yudi membutuhkan 10 pack tepung per hari. Kalau minyak goreng, biasanya Rp 130 ribu saat ini menjadi Rp 150 ribu.
Sedangkan untuk bumbu dari keripik tempe seperti bawang putih sudah naik sejak kenaikan BBM lalu. Yudi menjelaskan, Hikmah biasanya melayani pemesanan keripik tempe dari penjual lokal. Namun sejak sebulan lalu, para penjual yang biasa kulakan di industri tersebut untuk sementara waktu berhenti, karena harga keripik tempe meningkat. Biasanya Yudi juga melayani pemesanan luar kota seperti, Surabaya, Kediri dan Jakarta. Jika semua pemesanan dilayani biasanya produksi bisa mencapai satu kwintal.
Dilain pihak, Nurul salah satu produsen keripik di sanan mengungkapkan, meski beberapa bahan baku tempe dan produk turunannya harganya naik, produsen masih belum menaikkan harga tempe karena dikhawatirkan konsumen akan meninggalkan makanan khas Malang tersebut. “Kami tak bisa menaikkan harga. Untuk keripik tempe original harganya tetap Rp2.600 per bungkus, yang aneka rasa Rp 2.800 per bungkusnya,” kata salah seorang produsen keripik tempe Sanan, Nurul. Sebagai langkah alternatif agar tidak terlalu merugi, katanya, dirinya mengurangi jumlah produksi keripik untuk meminimalkan biaya produksi. Jika sebelum ada kenaikan harga kedelai, ia membeli satu balok tempe untuk empat kilogram keripik, namun saat ini hanya bisa untuk memproduksi tiga kilogram keripik.
Umi, pemilik Industri Tempe Melati mengatakan bahwa dirinya tak menaikkan harga jual meski harga kedelai terus meningkat. Namun, dia mengaku dalam beberapa hari ini jika harga kedelai tetap naik atau tidak ada perubahan harga, dirinya akan menaikkan harga jual keripiknya. Jadi selama ini, ia hanya mengurangi keuntungan pribadi sedangkan untuk gaji para pegawainya tetap

Kesimpulan
Melemahnya kurs rupiah kali ini sangat berdampak terhadap UKM khususnya Usaha Keripik Sanan kota Malang yang mana usaha tersebut bahan bakunya diimpor. Ketika nilai kurs rupiah rendah tentu saja barang-barang yang diimpor dari luar negeri menjadi mahal harganya. Harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan keripik tempe melonjak sampai pada Rp 9300 per kg akibat melemahnya kurs rupiah tersebut. Dengan meningkatnya bahan baku produksi produsen keripik tempe sanan menghadapinya bermacam-macam. Ada yang tetap menjual sesuai harga semula karena dikhawatirrkan tiidak laku jika menaikkan harga keripik, ada yang menaikkan harga jual keripik karena tidak mau rugi walaupun dengan resiko penjualannya berkurang, ada juga yang mengurangi ongkos produksi untuk menghindari kerugian yang besar. Namun apapun strategi yang dijalankan producen tersebut masih saja tidak dapat meningkatkan pendapatannya, karena masalah pokok ongkos produksin yang meningkat.
Di tengah krisis seperti ini  Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah menjadi penopang hidup masyarakat kebanyakan, karena kalau sampai sector UKM ini hancur krisis yang semakin besarpun tidak mungkin terhindarkan. Permasalahan utama usaha keripik Sanan kota Malang ialah masalah bahan baku yang masih mengandalkan impor, maka dari itu pemerintah seharusnya memperkuat produksi di dalam negeri khususnya yang bahan pokok sehingga usaha kecil menengah tidak terlalu ketergantungan dengan  luar negeri.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.